Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jakarta Hari ini

Jakarta hari ini diwarnai kegembiraan dan kesedihan, semuanya terkait terpilihnya salah satu calon Gubernur yang kemarin secara demokrasi dipilih oleh penduduk Jakarta dalam pesta pencoblosan. Sebagaimana kita telah tahu bahwa ini bukan hanya tentang Jakarta, ini adalah tentang bagaimana kekuatan-kekuatan dari seluruh negeri di adu. Masing-masing calon memiliki kekuatan baik secara langsung maupun kekuatan dari "hide IP" yang walaupun wujudnya tidak nampak namun bisa memberikan support power yang luar biasa.

Hari ini, sebuah kekuatan telah dipilih lebih banyak oleh penduduk Jakarta, yang berarti menjadi pemenang dalam proses pemilihan secara demokari kemarin ( 19 april 2017 ). Kekuatan yang menang hari ini oleh sebagian pengamat di nisbatkan sebagai kekuatan yang muncul dari seluruh zona di Indonesia yang bisa di kategorikan kekuatan dari umat Islam, walaupun bukan seluruhnya. Dan kekuatan yang kalah kemarin, oleh sebagian pangamat, dianggap sebagai kekuatan yang tidak berpihak terhadap dedikasi Bangsa dan Negara Indonesia atau lebih tajamnya kekuatan dari pihak asing. Tidak bisa dipungkiri karena memang banyak indikasi yang mengarah kesana.

Sebelumnya sebagian besar elemen masyarakat muslim di Indonesia telah melakukan berbagai usaha yang mengarah pada pembangunan kekuatan terkait pilkada Jakarta rabu kemarin. Umat Islam di Indonesia dengan berbagai cara menganjurkan dan menyarankan agar masyarakat Jakarta peduli dengan efek atau akibat daripada kesalahan dalam memilih pemimpin yang akan menata Jakarta ke depan, ini juga terkait dengan masa depan Jakarta. Umat Islam dimana-mana menyampaikan pentingnya memilih pemimpin Muslim jika dibandingkan dengan pemimpin non-muslim karena ini adalah perintah resmi dari Allah yang telah diakui oleh setiap muslim sebagai penguasa diatas segala kekuasaan.

Mereka, cagub yang oleh sebagian pengamat dianggap lebih pro kapitalis daripada kemakmuran Jakarta, tidak main-main, terbukti berhasil memecah belah barisan umat Islam. Ini bisa dilihat bagaimana sebagian Partai, bahkan yang memiliki label Islam dan selama ini mendedikasikan diri sebagai partai Islam, ternyata lebih memilih untuk berada dalam barisan cagub tersebut. Tidak mengindahkan norma-norma yang berkaitan dengan agama dan tidak peduli dengan sifat arogansi sang tokoh cagub yang sudah sangat dikenal selama ini baik terhadap masyarakat jakarta secara khusus maupun terhadap muslim secara umum. Secara umum, cagub ini memiliki lebih banyak kekuatan baik secara materi, media, dan kekuatan "tempur". Kita bisa dengan mudah mencari media yang pro dengan mereka, bahkan hampir semua media mainstream mendukung dengan segala cara.

Maka, kekalahan cagub pro kapitalis kemarin di jakarta, oleh sebagian pengamat dianggap sebagai kemenangan umat Islam dan kekalahan kaum kapitalis liberalis dan asing. Kekalahan yang melegakan sebagian kaum muslimin di Indonesia dan di dunia secara umum. Sebagaimana disampaikan ketua Pemuda Muhammadiyah pusat bahwa ini adalah kemenangan oleh semua pihak. Support luar biasa dari kaum muslimin dari luar Jakarta sangat memberikan support kekuatan atas kemenangan cagub muslim yang secara umum inshaAllah jauh lebih baik daripada cagub pro kapitalis.

Wacana terkait efek jakarta jika dipimpin oleh cagub pro kapitalis juga memberikan sumbangsih tersendiri bagi masyarakat untuk lebih yakin memilih cagub muslim yang masih memiliki angah-ungguh dalam bertindak dan meluncurkan kebijakan-kebijakan.

Alhamdulillah, segala syukur kita panjatkan kepada Allah karena telah manjaga Jakarta dari pemimpin yang nyata-nyata sangat membenci Al-Quran dan tidak terbukti mencintai rakyat, semoga pemimpin terpilih bisa amanah mengemban tanggung jawab mengayomi masyarakat Jakart khususnya dan menghindari mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang menyakiti hati kaum muslimin.

Posting Komentar untuk "Jakarta Hari ini"