Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pemuda Muhammadiyah Butuh Polemik

Polemik yang selalu dihindari oleh berbagai kalangan, ternyata pada kondisi tertentu bahkan bisa memberikan kontribusi positif terhadap sebuah pergerakan.
Pemuda Muhammadiyah Butuh Polemik

Polemik justru akan menghidupkan semangat. Semangat untuk mencari solusi agar polemik tersebut bisa di "bereskan". Pada prosesnya, polemik menuntut semua pihak dalam sebuah pergerakan harus bergerak, bahkan walaupun dengan keterpaksaan, seluruh personil akan sering berkumpul, berkonsolidasi, dan bersinergi untuk menemukan solusi terbaik.

Mengenang sejarah Pemuda Muhammadiyah Ponorogo, teori Polemik ini terbukti pada masa "tempo doeloe".
" Dulu Pemuda Muhammadiyah sangat bersemangat saat bertemu dengan tantangan, salah satunya terkait dilarangnya Sholat Ied di Stadion... ", kisah Abidin yang mewakili PDM Ponorogo pada sambutan Rapimda PDPM Ponorogo yang diadakan di Ngebel hari ini sabtu 17 maret 2018.

Lebih lanjut, beliau mengingatkan bahwa trend tahun Politik telah memalingkan wajah pergerakan Pemuda Muhammadiyah pada tantangan Politik. Dalam menghadapi tantangan ini, Pemuda Muhammadiyah harus berdiri tegak pada posisi yang jelas sesuai dengan pakem yang telah ada. Tantangan ini justru harus semakin menumbuh semangatkan kegiatan-kegiatan di kalangan intern Pemuda.

" Pergerakan Pemuda Muhammadiyah adalah Amar Ma'ruf nahi Munkar ", jelas Abidin yang saat ini menjabat Ketua MPI PDM Ponorogo dengan maksud mengingatkan bahwa Pemuda Muhammadiyah harus tegas menolak segala bentuk tindakan kemunkaran dan selalu bersemangat dalam menyebarkan hal-hal yang ma'ruf.

Menutup sambutan, beliau membuka acara Rapimda PDPM Ponorogo secara resmi. Agenda kegiatan ini diharapkan akan tuntas besok pagi.


Posting Komentar untuk "Pemuda Muhammadiyah Butuh Polemik"