Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Warok itu LGBT Gaya Jawa ?

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Agama Islam menggelar Talk Show Kebudayaan yang bertajuk "Mmenumbuhkan kesadaran nilai Pendidikan Islam berbasis Kearifan Lokal Ponorogo" Sabtu 24/3/2018.
Warok itu LGBT Gaya Jawa ?

Acara ini diikuti oleh ratusan peserta yang memadati ruang Seminar Lantai 4 Gedung Rektorat. Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan atraksi Reyog Santri Simo Budi Utomo Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Sebagai narasumber acara ini adalah Drs.Rido Kurnianto, M.Ag Ketua Yayasan Reyog Ponorogo, Marji, S.Pd dari Dinas Pariwisata dan H.Ahmad Tobroni Turedjo sesepuh Warog Ponorogo.

Mbah Tobron, sapaan akrabnya dalam pemaparannya menjungkirkan balikkan konsep warog yang selama ini dipahami oleh sebagian masyarakat bahwa Warog itu LGBT gaya Jawa.

"Hubungan Warog dengan gemblag itu, seperti anak asuh, di sekolahkan ben pinter bukan homo" ujarnya dengan tegas.

Sementara itu, Drs. Rido Kurnianto,M.Ag menambahkan dalam kontek hubungan Warog dengan Gemblag dalam tradisi  pada waktu itu, Warog mengasuh anak remaja bertugas untuk melayani Warog dalam menyiapkan uborampe segala keperluan untuk nglakoni semedi.

"Tradisi gemblag ini karena nglakoni faktor tuntutan ideologi kanuragan yang mengharuskan seorang warog menghindari berhubungan dengan perempuan, sebagai kompensasi yang seharusnya dilakukan istri dalam beberapa hal, harus diganti oleh seorang laki-laki dalam menyiapkan keperluan tirakat atau semedi" Ujarnya.

Lebih lanjut Drs.Rido Kurnianto, M.Ag menjelaskan mengenai hasil penelitiannya, yang mengungkap temuan kearifan religius (religius wisdom) dalam simbol-simbol yang terdapat dalam kesenian reyog yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana membangun pendidikan karakter seperti yang terdapat dalam Senjata pamungkas Klonosuwandono, sebagai tokoh raja harus memiliki senjata pamungkas berupa pecut samandiman. 

Senjata bagi seorang pemimpin diterjemahkan secara gamblag harus memiliki pegangan kuat yaitu al Quran dan As Sunnah.

"Makna Simbol senjata pamungkas seorang pemimpin harus berpegang kepada nilai al Quran dan As Sunnah sebagai pedoman dalam kepemimpinannnya inilah yang harus ditaati oleh rakyatnya, sebuah ketaatan untuk mendukung tugas khalifah di muka bumi" Jelasnya.

Marji,S.Pd selaku dari Dinas Pariwisata mengaku cukup bangga dengan dinamisasi kesenian reyog yang terus berkembang dengan hadirnya varian Reyog Santri yang mengusung nilai dakwah dalam mewarnai dunia kesenian Reyog.

"Alhamdulillah kehadiran reyog santri ini perlu dimasifkan sehingga menepis anggapan bahwa reyog identik dengan budaya miras, sawer dan mistik dapat berangsur angsur hilang" Pungkasnnya.

Posting Komentar untuk "Warok itu LGBT Gaya Jawa ?"