Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sambut Idul Fithri, Riba Merajalela

Hampir setiap jelang Hari Raya Idul Fithri kita dipertontonkan adegan fullgar Ribawi di sepanjang jalan di kota-kota. Saking biasanya tidak ada lagi yang merasa risih menyaksikan Dosa yang balasannya mengerikan ini, Na'udzubillahi min daalik.

Adegan tersebut adalah Layanan Penukaran uang kecil baru yang layak dilakukan oleh berbagai penjual yang sepertinya juga dari kalangan muslim. Muslim yang kurang memahami syariat agamanya.

Riba pada transaksi tersebut ditandai dengan adanya pembayaran jasa penukaran uang dengan uang yang nilainya sama hanya beda pecahannya. Transaksi seperti ini harus dilakukan dengan nilai uang yang sama, jika di lebihkan maka kelebihannya adalah Riba. Dan kita bisa melihat realitanya banyak penjual yang membebankan tambahan 10% pada penukar.

Inilah bukti bahwa Al-Quran di negeri ini masih sekedar dibaca, belum difahami maknanya. Atau di level yang lebih tinggi lagi sudah dibaca dan difahami namun masih enggan menerapkan ke dalam kehidupan sehari-hari. Masih banyak contoh lain terkait masih beratnya masyarakat menerapkan syariat Islam.

Ramadhan, sebagai momentum terbaik mempelajari Al-Quran seharusnya menjadi pemicu tersendiri bagi umat Islam untuk lebih intents membaca Al-Quran, memahami isinya dan berusaha semaksimal mungkin menerapkannya kedalam kehidupan sehari-hari.
Suasana Kajian Ramadhan, PRM Simo

Rata-rata umat Islam masih saja terpikat dengan pahala yang 10 kali lipat pada setiap huruf yang kita baca di dalam Al-Quran. Semua berlomba-lomba membaca sebanyak mungkin ayat demi ayat demi mendulang pahala yang berlipat ganda, hingga pada kondisi tertentu tak jarang yang lupa bahwa Al-Quran yang menjadi obat bagi segala penyakit itu bukan hanya bacaan belaka, namun terdapat aturan-aturan baku didalamnya yang harus dilaksanakan oleh umat Islam. Bagaimana mungkin kita bisa melaksanakan jika isinya saja tidak tahu.

Oleh karena itu, masyarakat diharapkan tidak hanya membaca namun juga harus mengkaji isi Al-Quran. Untuk mengkaji firman Allah jalla jallaaluh ini bisa diterapkan dengan mengadakan majelis-majelis ta'lim yang isinya mentadabburi kalamulllah dan mempelajari tafsir-tafsirnya.

Demikian kajian Ramadhan yang disampaikan oleh Ustadz Arifin Widodo dari PDM Ponorogo ( Pimpinan Daerah Muhammadiyah ) di Ranting Muhammadiyah Simo, Jenangan Ponorogo 17 Ramadhan 1439 H. [red]

Posting Komentar untuk "Sambut Idul Fithri, Riba Merajalela"