Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Latah Pilpres 2019, PM Tinggalkan Politik Nilai ?

Akhir-akhir ini gejolak politik di tubuh PM ( Pemuda Muhammadiyah ) kembali menguat. Ini tidak lain, karena dinamika di internal organisasi sekaligus dinamika politik eksternal yang kian memanas melihat 2019 Adalah Tahun Politik Secara Nasional Mulai Pilpres,Pileg bahkan Sampai Pilkades,

Pemuda boleh berpolitik, karena Pemuda selain sebagai medan "intellectual exercise (latihan berintelektual" juga "political exercise" (latihan berpolitik)", sehingga berpolitik sah-sah saja.

Namun harus diingat, paradigma politik yang mesti dipakai Pemuda adalah politik nilai, karena di tubuh Pemuda melekat nilai-nilai tauhid, nilai-nilai keislaman, Nilai-nilai dasar perjuangan. Sehingga bila Pemuda mengabaikan politik nilai, maka prinsip dasar Pemuda yang terlihat dalam tujuannya pun akan terciderai.

Bila kader Pemuda Muhammadiyah menggunakan Politik nilai, ia akan betul-betul berpolitik demi kemaslahatan umat dan bangsa. Ia akan memperjuangkan keadilan, menegakkan kebenaran dan tidak akan berkhianat. Dan tentu politik nilai ini melandaskan diri pada nilai-nilai keislaman, sehingga jauh dari bohong, menipu, apalagi sekadar memperjuangkan kepentingannya sendiri demi merengkuh kekuasaan.

Pemuda Muhammadiyah harus menghindari jauh-jauh politik tanpa nilai yang melandaskan gerakan politiknya pada manuver pribadi atau kelompoknya saja demi mendapatkan jatah kekuasaan tertentu. Lobi-lobi dan kasak-kusuk untuk mencapai will to power (keinginan berkuasa) harus dihindari. Pemuda Muhammadiyah tidak bisa memperjuangkan vested interest-nya. Pemuda tetap harus obyektif dan berjuang membela kaum mustadhafin.

Selamat Musyawarah Daerah Pemuda Muhammadiyah Ponorogo ke XVI

Darmanto Saputro
Ketua PCPM Ngrayun

1 komentar untuk "Latah Pilpres 2019, PM Tinggalkan Politik Nilai ?"