Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

LONCENG KEMATIAN KPK dan GERAKAN ADU DOMBA

Penulis : Suparno M Jamin-ITB-Per.

LONCENG KEMATIAN KPK dan GERAKAN ADU DOMBA

Akhir-akhir ini, rakyat seakan terbelah. Pada hal yang sebenarnya terjadi di lapangan,  mereka itu diadu domba. Di lapangan maupun di medsos diciptakan kelompok pro kontra,  yang masing-masing membawa agenda sendiri. 

Satu kelompok mewakili para koruptor, kelompok yg satunya mewakili kegetiran dan kegelisahan masyarakat atas semakin marak kasus korupsi. Sedangkan kelompok yang lainya menghendaki KPK serius menangani kasus-kasus besar, yang sekarang ini nggak jelas mau diapakan.

Dan mereka yang mendukung para koruptor besar, melalui ribuan jaringan BUZZER nya di medsos, berusaha  membuat opini seakan-akan KPK itu sudah bobrok nggak ketulungan, dan harus dibubarkan, bukan dikuatkan.

Memang harus diakui sejujurnya, bahwa KPK telah dianggap gagal menyeret para PERAMPOK BLBI, CENTURI, PARA PEMILIK REKENING GENDUT, dan sederet kasus besar lain lain. 

Penilaian seperti ini adalah wajar dan tidak bisa salahkan. Karena kenyataannya, hampir 20 tahun KPK bekerja, para perampok uang negara ratusan trilyun tersebut masih melenggang sambil menikmati uang hasil jarahannya mereka.

Mereka nggak tahu kalau KPK itu jumlah penyidiknya terbatas. Penuntut Umumnya terbatas. Anggarannyan juga terbatas. Mereka nggak pernah berpikir bahwa wilayah hukum KPK adalah seluruh republik Indonesia. 

Belum lagi sebagian Penyidik dan Penuntut Umumnya masih  pinjaman atau penugasan  dari instansi penegak hukum yang lain. Sedangkan penyidik asli dari KPK sendiri masih jauh dari harapan, karena terbatasnya anggaran untuk rekruitmen tenaga penyidik dan penuntut umum yang baru.

Namun dengan segala kekurangan dan kelebihan KPK tersebut, terbukti  KPK masih lebih baik dari pada yang lain. Coba bandingkan dengan kinerja pemberantasan korupsi dari instansi kepolisian dan kejaksaan. Tentunya sangat jauh dibandingkan dengan jumlah anggaran dan personilnya.

 KPK dengan anggaran dan personil yang sangat terbatas, sudah bisa membuat koruptor ketar-ketir, bagaimana kalau anggaran dan personilnya sama. Tentu KEJAHATAN  KORUPSI di INDONESIA bisa ditekan mendekati angka enol. 

Makannya saya tidak sepakat kalau KPK dilemahkan, apalagi dikait-kaitkan dengan persoalan jegal menjegal pecalonan pilpres, pilkada. Sebagai sarana untuk memuluskan calon yang digadang-gadang. 

Di samping itu, KPK  juga  diopinikan telah terpapar oleh aliran islam radikal dan gerakan Taliban, dan seterusnya. Itu adalah tendensius dan fitnah yang sangat keji. Ujung-ujungnya yang disasar lagi-lagi umat islam. Bahkan untuk membenarkan tuduhannya, mereka mengaitkan KPK  dengan jenggot Novel Baswedan, dan  Bambang Wijayantom serta posisi BW yang jadi KUASA HUKUM di MK. Yang lebih seru lagi nyasar langsung ke  Anies Baswedan yang kebetulan  bersepupu dengan Novel Baswedan. Apa nggak keterlaluan koplaknya. 

Silakan beropini, tapi yang obyektif dan mencerahkan. Jangan tendensius. Jangan diam-diam ada pesan terselubung untuk menghabisi karier politik Anies Baswedan, yang memang kinerjanya sangat bagus, meskipun  tanpa dibumbui dengan obral janji dan tebar pesona. 

Terus terang,  rakyat yang sekarang ini beban hidupnya sudah semakin berat, jangan digiring ke hutan belantara yang semakin gelap, apalagi dibumbui dengan fitnah, fitnah, fitnah dan adu domba.

Jujur saja, memang Anies Baswedan adalah salah satu putra bangsa yg punya persyaratan yang lengkap untuk membawa negeri ini lebih adil, berdaulat, bermartabat dan insya Allah di bawah kepemimpinannya Indonesia akan segera keluar dari krisis yg berkepanjangan.

Memang sudah menjadi rahasia umum, pejabat negara yang baik terus dicari-cari kelemahannya. Kalau telah ditemukan kesalahannya, sekecil apapun akan digoreng melalui media yang telah dikuasainya, berhari-hari terus menerus atau berbulan-bulan.

Wahai bangsaku, rakyatku, dan khususnya para pemimpin di republik ini sadarlah kalau rakyat sekarang  ini sudah sangat menderita. Jangan dibikin gaduh terus. Ingat statemen PIGAI di ILC, yang pada intinya kapan Indonesia ini akan tenteram, kalau umat islam yang mayoritas, dan mayoritasnya hampir sempurna ini masih diperlakukan tidak adil. Tidak ada islam radikal, tidak ada islam intoleran dst....

Jangan mau dijadikan tumbal kegagalan sebuah rezim atau mau dijadikan kacung para kapitalis dan konglotaipan. Mari kita bau membahu, merajut kesetia kawanan yang berbasis kejujuran, dan keadilan, bukan dengan menebar fitnah dan kebohongan yang tak pernah berujung. Dan bukan dengan membonsai KPK dan terus  mengadu domba anak bangsa. 
SAVE KPK, SAVE KEJUJURAN & SAVE KEADILAN. [red-pemudamu.com]

Posting Komentar untuk "LONCENG KEMATIAN KPK dan GERAKAN ADU DOMBA"