Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Refleksi Perjuangan RA Kartini

Oleh: Muhammad Tegar Khusyairi Hansyah
(Ketua IPM Ponorogo)
Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat merupakan nama lengkap dari RA Kartini. Beliau sosok pahlawan yang lahir pada tanggal 21 April 1879 di Mayong, Jepara Jawa Tengah. Ayahnya seorang bupati jepara yang bernama Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dan ibunya  merupakan anak dari seorang kyai guru agama di Tulawakur, Jepara, Jawa Tengah. Dilihat dari silsilah, kartini merupakan keturanan Hamengkubuwana VI.

Tentu para pelajar sudah kenal dengan salah satu lagu Nasional ciptaan WR Supratman potongan lagunya yang berbunyi “Wahai Ibu kita Kartini putri yang mulia, sungguh besar cita-citanya bagi Indonesia”, potongan lagu tersebut berjudul “Ibu Kita Kartini”. Lagu tersebut merupakan persembahan bagi Indonesia untuk kemulian dan perjuangan Ibu Kartini di era penjajahan yang dialami Indonesia. Tapi tidak dipungkiri apakah para pelajar atau perempuan kurang mengetahui pergerakan RA kartini dalam implementasi saat ini?.

Pergerakan dan perjuangan yang perlu kita selarasakan kembali dengan kondisi saat ini sebagai pelajar. Agar mampu menumbuhkan semangat pergerakan aktifitas kita terutama kaum perempuan. Sehingga kita perlu refleksi perjuangan RA Kartini untuk perempuan.

Perjuangan RA Kartini
Beliau merupakan salah satu pahlawan wanita dari pahlawan lainnya di Indonesia yang rela  berjuang  untuk rakyat Indonesia di masa penjajahan khususnya kaum perempuan. Seorang wanita terdidik yang memiliki harapan atas kesamaan gender, dimana waktu wanita tidak dihargai tidak boleh mendapatkan pendidikan yang layak hanya bertugas dirumah mengurus suami, anak, dan memasak. Sosok yang berjuang lewat menyuarakan kebenaran agar wanita  tidak ditindas dan bisa sejajar dengan pria.

RA Kartini memang wanita yang cerdas dan pemberani hingga semua yang dilakukan memberi arti yang sangat besar sampai saat ini. Sudah banyak yang mengupas mengenai wanita yang berpengaruh di Indonesia  bahkan dunia yang satu ini. Ibu kita kartini salah satu toko yang fenomenal di tanah jawa.  Perjalanan  hidupnya yang menginspirasi kaum wanita untuk terus berjuang mendepatkan haknya untuk terus berpendidikan sampai setinggi – tingginya.

Bagi kaum hawa perlu kita merefleksikan diri untuk berperan dalam perjuangan membela hak-haknya sebagai perempuan, perempuan merupakan sosok yang sangat istimewa seperti yang Bung Karno katakan “siapa yang mendidik satu laki berarti telah mendidik satu manusia, siapa yang mendidik satu perempuan berarti sedang mendidik satu generasi” disinilah letak perempuan bahwa perempuan adalah sosok yang hebat, kita semuanya terlahir dari rahim perempuan.

Tentu, kebebasan bagi perempuan bukan berarti kebebasan yang liar sejatinya perempuan masih ada batas norma yang harus ditaati sebagai perempuan yang terhormat. Ingat istri Rasulullah SAW Khodijah sebagi perempuan yang rela mengkorbankan apapun harta, tenaga, fikiran tetapi bukan mengorbankan kehormatan. Kedua , sosok Aisyah perempuan yang memiliki tangan maupun hati yang mulia. Aisyah mampu bersabar bersama Rasulullah SAW dalam menghadapi kemiskinan dan kelaparan hingga pernah melewati berhari-hari tanpa ada apa di rumah Rasulullah untuk sekedar memasak roti ataupun sesuatu yang bisa dimasak. Tidak lupa kita punya Ibunda ‘Aisyiyah yang menjadi penggerak organisasi perempuan pertama yang ada di Indonesia untuk berkarya yaitu Nyai Ahmad Dahlan (Siti Walidah).

Para pelajar perempuan harus mempunyai peran yang penting dalam lingkungan kecil maupun lingkungan masyarakat, terus belajar jangn samapai pernah berhenti mengejar impian. sehinggi pada kondisi saat ini mampu menjadi perempuan yang produktif bukan perempuan pasif, tetap berkarya terus berjuang untuk mendaptakan hak-hak sebagai perempuan, tetapi jangan tinggalkan kewajiban sebagai perempuan. Terus bangkit dan berkembang menjadi sosok generasi penerus peradaban. Selamat Hari kebangkitan perempuan.
[red-pemudamu.com]

Posting Komentar untuk "Refleksi Perjuangan RA Kartini "