Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

FE UNMUH Ponorogo Komit Gairahkan Industri Batik

Ponorogo menurut peneliti asal Inggris Cristine Dobbin merupakan sentra Industri Batik Terbesar Kedua di Pulau Jawa pada abad ke 20.

Menurut catatannya, dulu di Ponorogo terdapat  77 Industri dan 1200 lebih pengrajin batik yang tersebar di berbagai desa seperti kertosari, kadipaten dan lain sebagainya .
Seiring perkembangannya Industri Batik di Ponorogo mengalami pasang surut. Diantara penyebabnya adalah munculnya batik printing dan minimnya regenerasi.

Sebagai wujud kepedulian dan pelestarian, melalui Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiah Ponorogo mengadakan program KKL (Kuliah Kerja Lapangan) ke berbagai Industri.
Salah satu Industri rujukan mahasiswa adalah Industri Batik Lesoeng milik Bapak Muchlisoni yang berlokasi di Jalan Jaksa Agung.

Mahasiswa selama satu bulan (23-Januari sampai 23 Pebruari 2018) belajar bagaimana proses produksi pembuatan batik dari awal sampai akhir hingga strategi pemasaran.

Menurut Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Titi Rapini, SE.MM. mengatakan bahwa melalui program KKL mahasiswa bisa belajar secara langsung praktik lapangan.
"Harapan kami dengan belajar praktik langsung membatik, akan bisa berperan serta dalam melestarikan batik" Terangnya.

Lebih lanjut, ibu yang juga aktivis Aisyiah ini menambahkan bahwa Fakultas Ekonomi telah mampu menjadi pusat pengembangan sektor ekonomi dan mitra bagi masyarakat luas untuk menjawab tantangan zaman now yang terus berubah. Pihaknya juga mendukung berbagi Industri di Ponorogo dan sekitarnya agar terus berkembang dan maju.

Posting Komentar untuk "FE UNMUH Ponorogo Komit Gairahkan Industri Batik"