Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Relokasi PK5 Ponorogo Menuai Protes

Ratusan Pedagang Kaki Lima yang tergabung dalam PK5 Sultan Agung mengelar aksi demonstrasi di Sepanjang Jalan Sultan Agung pada hari Rabu 31-01-2018.

Mereka menolak rencana pemerintah daerah yang akan merelokasi seluruh PK 5 ke Jalan baru.
Komunitas PK 5 pukul 08.00 berkumpul di depan pusat perbelanjaan Okaz secara silih berganti berorasi dan membentangkan spanduk berupa kritikan dan sindiran kepada pemerintah.
"Kami Perkumpulan PK5 Sultan Agung bukan Hewan yang bisa di pindah-pindah tanpa kesepakatan, panggah emoh di relokasi" bentang beberapa demonstran.

Spanduk lain, juga di bentangkan bernada sama yang intinya tidak mau direlokasi.
"Kami hanya memperjuangkan perut keluarga kami, bukan untuk melawan atau anarki, maaf kami menolak relokasi"

Kebijakan pemerintah terkait relokasi PK5 ternyata menyedot perhatian berbagai kalangan masyarakat.

Salah satunya pengamat Sosiologi Ekonomi Slamet Santoso dari Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Menurutnya kebijakan relokasi pemerintah harus mempertimbangkan dari berbagai keberlangsungan hidup mereka dalam mencari rezeki.

"Pemda sebaiknya sebelum merelokasi membuat pasar baru dengan memusatkan aktivitas di tempat baru agar PK5 menjadi yakin bisa hidup, serta fasilitas yang di butuhkan bagi mereka karena untuk membuka ditempat baru juga memerlukan biaya" Jelasnya.

Lebih lanjut, Kandidat Doktor Sosiologi Ekonomi ini mengungkapkan juga pentingnya tata ruang relokasi yang memadai terkait potensi pasarnya.

"Rencana Tata Ruang Kota atau Daerah sebagai pijakan perencanaan untuk relokasi perlu dipersiapkan dengan potensi pasar baru dan menjajikan" Pungkasnya.

Menurut informasi, demonstrasi digelar lagi hari ini ( 1 februari 2018 ) di depan gedung Pemkab Ponorogo, dengan tuntutan yang sama.

Posting Komentar untuk "Relokasi PK5 Ponorogo Menuai Protes"