Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Peran Cukong Dan bandar Politik Dalam Pilkada / Pemilu


Hanya dalam hitungan hari atau pekan, pilkada serentak akan dilaksanakan. Pertanyaannya, apakah umat islam menggunakan hak pilihnya dengan cerdas, atau menggunakan hak pilihnya karena uang atau sembako, atau sama sekali tidak menggunakan hak pilihnya.

Bilamana umat islam menggunakan hak pilihnya berdasarkan pertimbangan dan penilaian atas calon, dengan parameter aqidah agama, kemaslahatan umat, keadilan, kesejahteraan dan masa depan umat islam, maka berati umat islam dalam pilkada ini telah menggunakan hak pilihnya dengan cerdas dan elegan.     

Dan bilamana umat islam menggunakan hak pilihnya hanya karena uang, amplop, sembako, jabatan dan tunjangan, maka berarti umat islam telah  terperangkap dan tersandera oleh pragmatisme kehidupan yang ekstrem. Setidak-tidaknya, umat islam telah berperan besar dalam ikut menggadaikan masa depan anak cucu kita kepada para bandar dan cukong pilkada atau pemilu.

Akibatnya, cepat atau lambat, negara ini akan jatuh total di tangan para cukong, bandar dan  atau  para pemilik modal, yang nota bene adalah para taipan. Yang  tanda-tandanya sudah terang benderang,  70% kekayaan Indonesia kini dalam genggaman segelintir konglomerat hitam Indonesia yang punya TALENTA menipu, mencuri dan  merampok keuangan dan kekayaan negara Indonesia.

Kemudian, bilamana umat islam masa bodoh, golput, atau tidak peduli terhadap  ritual politik lima tahunan yang populer dengan sebutan  Pilkada, Pileg dan Pilpres, maka berarti umat islam telah menyerahkan negeri ini kepada para garong politik, mafia suara, mafia kedaulatan, mafia kedilan.  Yang ending negara ini akan dikelola oleh para penjahat. 

Buktinya sudah berapa ribu koruptor, yang terdiri dari  Bupati, Walikota, Gubernur, Menteri,  Jendral aktif maupun jendral pensiunan, Gubernur BI,  Deputi Gubernur BI, Ketua DPR-RI, Ketua DPD, anggota DPR/D, dan para penyidik, pengawas, pemeriksa, pengusaha, ilmuwan agama, Ngo,  dokter, jaksa, hakim, dan para pejabat negara yang lain, yang terpaksa harus  mendekam di LAPAS Sukamiskin dan Lapas-Lapas yang lain. Dan perlu dicatat di sini, bahwa sesungguhnya, mereka ini sedang bernasib sial atau apes saja. Karena yang di luar LAPAS jumlahnya jauh lebih besar. Kalau korupsi benar-benar diberantas, LP yang ada di Indonesia tak akan sanggup untuk menampungnya.

Ironinya, selama ini  CUKONG dan  BANDAR-nya  selalu lolos. Pada hal ratusan trilyun uang negara telah dilalap habis. Lalu di mana KPK, Bareskrim Mabes POLRI dan JAKSA AGUNG RI, rakyat tetap setia menunggu sidang para cukong dan bandar BLBI. 

SAVE NKRI.  Selamatkan Pilkada,Pileg dan Pilpres nanti, jangan serahkan NKRI ini kepada para cukong dan bandar politik.


SUPARNO M JAMIN
Koordinator Institute Transparansi Birokrasi & Peradilan ( ITB- Per )

Posting Komentar untuk "Peran Cukong Dan bandar Politik Dalam Pilkada / Pemilu"