Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Empat tipe kader menurut Dosen Unmuh Ponorogo

Kekompakan dalam sebuah tim sangat diperlukan dalam menunjang setiap tujuan organisasi yang akan diraih. Ibarat sebuah bangunan tim harus saling melengkapi sesuai dengan tugas dan fungsi.

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Komisariat al Qolam menyelenggarakan up grading bagi pengurus BPH (Badan Pengurus Harian) di AULA Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Ponorogo, 28/07/2018.

Dalam kesempatan itu, didaulat sebagai pemateri adalah Alip Sugianto yang menyampaikan tentang Kedewasaan dan Kepemimpinan.

Menurutnya, kedewasaan seseorang dipengaruhi oleh proses kehidupan. Baik itu kaderisasi, pengalaman maupun pelatihan. Semakin banyak ditempa semakin kuat. Dalam proses itu nanti akan menjadi kristalisasi kader-kader. 

Ada kader militan yang siap selalu berjuang dalam barisan dakwah islam.   Harta, tenaga, waktu di curahkan untuk kepentingan Islam.

Namun, ada juga kader lain yang tidak kalah cerdas. Ini adalah kader moletan. Kader yang cerdas  mencari alasan jika ada panggilan dakwah. Selalu saja menemukan jalan untuk tidak bergabung. 

"Ada saja alasannya. mereka selalu menggunakan istilah-istilah engko, kosik, dan jika demikian dan demikian", ungkap Alip yang sekarang menjabat sebagai Ketua PCPM Kota Ponorogo 

Ada lagi kader lain, yaitu kader "meletan", yang suka mengembosi perjuangan dakwah. Suka mengeluh,dan "maido" ( mencacat kinerja kader lain, red. ).

" Dan kader muletan yang masih bingung dan bimbang, maka harus senantiasa dipupuk dan diarahkan", pungkas Alip Sugianto.

Demi meminimalisir munculnya kader-kader "cerdas" tersebut dan untuk mewujudkan organisasi dengan kader-kader yang militan maka harus sering mengadakan pertemuan seluruh kader minimal seminggu sekali untuk berdiskusi dan mengkaji ilmu agama sebagai landasan dan ruh organisasi IMM.

Posting Komentar untuk "Empat tipe kader menurut Dosen Unmuh Ponorogo"