Pemilu Telah Usai Dan Berjalan Lancar ?
Pemilu 2019, Pemilu yang super heboh bahkan membikin heboh dunia Internasional bisa dikatakan "telah usai", bahkan sebagian pihak mengatakan bahwa secara teknis pelaksanaan berjalan lancar, walaupun sebagian yang lain menganggap ini adalah Pemilu yang paling "amboradol" selama sejarah Indonesia modern.
" Secara teknis pelaksanaan pemilu berjalan lancar, namun secara teknis demokrasi ada cidera atau cacat turunan. Politik uang sangat semerbak mengharumi seluruh lapisan ",tanggapan Agus Susanto ST, ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Ponorogo ( PDPM ) 4/5.
Realitanya, uang memang seperti Dewa yang bisa digunakan untuk membeli apa saja demi kepentingan Politik. Dengan uang suara seolah-olah mudah sekali di buat-buat. Memang di level masyarakat tidak semua suara bisa dibeli, bahkan tidak jarang masyarakat yang menerima begitu saja uang "sogokan" untuk memilih salah satu paslon, namun kenyataannya di TPS memilih calon yang lain. Namun di level lebih atas lagi, saat proses rekapitulasi total suara di kecamatan dan Daerah dan ayng lebih atas lagi, suara hasil pencoblosan masyarakat bisa diubah-ubah begitu saja, semuanya bisa berjalan lantaran ada uang di belakangnya.
" Uang masih menjadi satu-satunya senjata untuk melumpuhkan azas LUBER ", tegas Agus Susanto.
Yang lebih mengherankan lagi semua itu dilakukan bukan dengan kucing-kucing an, namun dilakukan secara sistematis, terstruktur bahkan masif, sehingga wajar saja pengawas Pemilu di buat bingung dan keteteran membereskan masalah-masalah yang sudah bisa dianggap sebagai tindakan curang tersebut.
Slogan yang di dengung-dengungkan sebelum proses Pemilu, Pemilu tanpa politik uang, selah-olah hanya slogan hiburan saja. untuk menghibur masyarakat yang lebih mementingkan negara daripada hanya sekedar "uang berkat" agar tidak terlalu cepat mengkritik atau melakukan tindakan yang membuat sibuk penyelenggara Pemilu.
Masih menurut Agus susanto, slogan-slogan tersebut roboh oleh amplop-amplop uang.
" Sejak sebelum pemilihan slogan kita bersama adalah pemilu tanpa politik uang akhirnya roboh oleh amplop2 yang berisi gambar calon dan sejumlah uang ", tegas beliau melalui sambungan Whatsapp.
Tindakan curang tersebut memang terlampau berat untuk di "bereskan" karena pelakunya dari hampir semua Partai mulai dari pusat hingga Daerah.
Lebih lanjut, Agus susanto prihatin terhadap kondisi dan kwalitas demokrasi di negeri mayoritas muslim ini, apakah akan terus-terusan seperti ini.
" Kasus di jateng dengan ditangkapnya caleg yang menyiapkan amplop berisi uang Milyaran heboh luar biasa. Tp di ponorogo juga sangat besar dampak politik uang terhadap laju demokrasi. Apakah mash akan terus seperti ini kondisinya? Uang meraja di segala sendi transaksional ?, Wallohua'lam ", pungkas Ndan Agus.
[red| foto:Agus Susanto paling kanan ]
" Secara teknis pelaksanaan pemilu berjalan lancar, namun secara teknis demokrasi ada cidera atau cacat turunan. Politik uang sangat semerbak mengharumi seluruh lapisan ",tanggapan Agus Susanto ST, ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Ponorogo ( PDPM ) 4/5.
Realitanya, uang memang seperti Dewa yang bisa digunakan untuk membeli apa saja demi kepentingan Politik. Dengan uang suara seolah-olah mudah sekali di buat-buat. Memang di level masyarakat tidak semua suara bisa dibeli, bahkan tidak jarang masyarakat yang menerima begitu saja uang "sogokan" untuk memilih salah satu paslon, namun kenyataannya di TPS memilih calon yang lain. Namun di level lebih atas lagi, saat proses rekapitulasi total suara di kecamatan dan Daerah dan ayng lebih atas lagi, suara hasil pencoblosan masyarakat bisa diubah-ubah begitu saja, semuanya bisa berjalan lantaran ada uang di belakangnya.
" Uang masih menjadi satu-satunya senjata untuk melumpuhkan azas LUBER ", tegas Agus Susanto.
Yang lebih mengherankan lagi semua itu dilakukan bukan dengan kucing-kucing an, namun dilakukan secara sistematis, terstruktur bahkan masif, sehingga wajar saja pengawas Pemilu di buat bingung dan keteteran membereskan masalah-masalah yang sudah bisa dianggap sebagai tindakan curang tersebut.
Slogan yang di dengung-dengungkan sebelum proses Pemilu, Pemilu tanpa politik uang, selah-olah hanya slogan hiburan saja. untuk menghibur masyarakat yang lebih mementingkan negara daripada hanya sekedar "uang berkat" agar tidak terlalu cepat mengkritik atau melakukan tindakan yang membuat sibuk penyelenggara Pemilu.
Masih menurut Agus susanto, slogan-slogan tersebut roboh oleh amplop-amplop uang.
" Sejak sebelum pemilihan slogan kita bersama adalah pemilu tanpa politik uang akhirnya roboh oleh amplop2 yang berisi gambar calon dan sejumlah uang ", tegas beliau melalui sambungan Whatsapp.
Tindakan curang tersebut memang terlampau berat untuk di "bereskan" karena pelakunya dari hampir semua Partai mulai dari pusat hingga Daerah.
Lebih lanjut, Agus susanto prihatin terhadap kondisi dan kwalitas demokrasi di negeri mayoritas muslim ini, apakah akan terus-terusan seperti ini.
" Kasus di jateng dengan ditangkapnya caleg yang menyiapkan amplop berisi uang Milyaran heboh luar biasa. Tp di ponorogo juga sangat besar dampak politik uang terhadap laju demokrasi. Apakah mash akan terus seperti ini kondisinya? Uang meraja di segala sendi transaksional ?, Wallohua'lam ", pungkas Ndan Agus.
[red| foto:Agus Susanto paling kanan ]
Posting Komentar untuk "Pemilu Telah Usai Dan Berjalan Lancar ?"