Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Betapa Phobianya Kita Terhadap Simbol

Beberapa hari yang lalu publik dihebohkan dengan spiralnya sebuah video yang isinya kurang lebih mengupas tentang sebuah simbol yang belakangan dikatakan mirip simbol dajjal. Keberadaan simbol yang mirip dijjal tersebut berada di dalam sebuah masjid Al-Saffar di Rest Area Tol Cipularang. Sang ustadz sendiri sepertinya enggan untuk menunaikan ibadah shalat ketika mengetahui simbol tersebut. Belakangan ustad yang ngetrend dalm video itu ialah ustadz Rahmad Baequni.

Perkara simbol begini memang rumit, bahkan yang memperdebatkannya lebih banyak. Padahal masalah semacam ini tidak penting-penting amat. Justru persoalan krusial sering kali terlewatkan. Untungnya hari Ahad (9/5) kemaren bersepakat untuk bertukar pandangan, mencari titik temu agar yang semacam ini tidak liar dan memecah ummat. Maklmumlah keduanya memiliki Holligans (pendukung) yang ultras. Wes, pokok e mirip sama Cebong-Kampret yang fanatiknya keterlaluan. Model-model begini tentu anda semua tau cara untuk memyatukannya, tentu hanya orang yang terlalu alim yang tidak tahu.

*
Kurang lebih lima tahun yang lalu saya sendiri cukup takut juga dengan salah satu simbol yang katanya mirip dajjal tersebut. Kebetulan simbol yang saya ketahui waktu itu ialah simbol Rotary Club. Saking penasarannya saya mencoba untuk googling. Ternyata organisasi nirlaba yang punya jejaring internasional. Seingat saya, organisasi itu merupakan sayap zionis. Kalau belum percaya silakan dicek.

Sialnya, waktu itu teman kami yang bernama Xupret awalnya akan mengajak para pimpinan cabang IMM untuk bertemu salah satu pimpinan dari organisasi dari kota Madiun. Menurut saudara Xupret, organisasi tersebut telah menawarkan bantuan berupa tandon air untuk daerah kekeringan serta kursi roda untuk penyandang disabilitas. Ternyata setelah melalui proses komunikasi, bantuan tersebut tidak dapat disalurkan melalui individu--melainkan kerjasama antar organisasi. Karena kami semua pimpinan cabang, akhirnya kami bersepakat untuk mengundang pimpinan organisasi tersebut datang ke forum resmi.

Waktu yang telah ditentukan akhirnya datang juga. Setelah melalui proses perkenalan, para pimpinan organisasi yang menawarkan bantuan tersebut ternyata Rotary Club. Saat itu romobongan dipimpinan oleh Pak Eka (sekarang ketua partai besutan mbah brewok untuk area Madiun). Dalam paparannya, organisasi tersebut diisi oleh berbagai kalangan. Selain itu ada banyak hal yang diceritakan dalam forum. Karena belun mencapai kesepakatan di malam itu rapat akhirnya diakhiri. Keputusan akan diambil dalam forum internal. Dan akhirnya setelah melalui renungan yang panjang tawaran tersebut juga kita tolak. Karena mungkin saat itu kami juga takut dengan simbol dajjal dan juga imbasnya dijewer bapak PDM.

Lainpula dengan cerita dalam buku yang dipinjamkan kawan saya, buku itu juga mengupas tentang simbol-simbol dajjal yang sudah menggurita di Indonesia. Salah satunya ialah Bundaran Hotel Indonesia, dalam buku tersebut juga dipaparkan upaya zionis sebagai penggerak dajjal melalui ragam versinya. Lagi-lagi kontrasepsi, eh Konspirasi. Tujuannya ialah membentuk satu tatanan dunia yang diberi nama New World Order. Saya sendiri pernah membeli buku ini, tapi belum saya baca.
*

Selain dua hal di atas, ada banyak hal yang sepertinya sengaja dikait-kaitkan dengan dajjal ataupun kristen. Tentu jumlahnya ada seabrek dan orang yang suka mengaitkan model semacam ini jumlahnya sangat banyak. Setelah itu muncul ustadz-ustadz baru penganut teori konspirasi. Teori konspirasi ini memang seperti masalah yang tak ada ujung pangkalnya. Mbulet, moulek. mirip kentut yang tak berbunyi namun baunya ngedap-edapi. Tentu sulit dicari kerena tersangka tidak diketahui.

Lantas kenapa justru banyak orang yang menyukai kajian macam ini. Bisa jadi memang kondisi umat sedang sakit. Sehingga hal sepele macam ini dianggap sebagai obat mujarab. Kalau ditelaah kajian model URB itu kok ya mirip2 dengan kajian yang berakhir Takfiri itu hanya saja yang ditakfir kok ya masjid yang dicocologi dengn simbol dajjal.

Berdebat panjang lebar dengan penganut teori konspirasi bukan hanya tidak bermanfaat, melainkan kadang berbahaya,kegitan omong kosong yang membuat lelah kaum intelektual. Karena teori semacam ini merupakan benteng yang kuat untuk melawan kepakaran sekalipun, sebab orang yang menentang teori ini juga akan disebut bagian konspirasi.

Kata Jef Rouner, orang yang dengan mudah menerima teori konspirasi biasanya sudah terlebih dahulu takut terhadap kekuatan besar yang dianggap mengancam bidang2 penting dalam kehidupan. Menyangkal ancaman berarti menambah kekuatannya karena membuatnya tak terdeteksi.

Nah, sampai di sini tentu kita faham kenapa banyak orang yang takut terlebih dahulu, barangkali faktornya ketidaktahuan. Tetapi bukannya sadar malah makin takut dengn konspirasi itu sendiri. Sebetulnya aneh jika ketidaktahuan kemudian menyebabkan ketakutan. Tapi faktanya memang demikian, lantas masihkah kita takut dengan simbol-simbol dajjal yang dikaitkan dengan konspirasi. Anda bagiamana??

Btw, jangan-jangan logo Musyda 16 juga dikaitkan denga simbol yang mirip dajjal, hehehe
[ Kolom by : Agus Supatma | pemudamu.com ]

Posting Komentar untuk "Betapa Phobianya Kita Terhadap Simbol"