Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menggali Potensi Tersembunyi Untuk Gerakkan Dakwah Persyarikatan

Muhammadiyah adalah salah satu organisasi masyarakat terbesar di Indonesia bahkan dunia. Kiprahnya dalam membangun sumber daya manusia tidak bisa terbantahkan. Peran-peran strategis dalam kehidupan hampir didominasi oleh Ormas berlambang matahari ini. Mulai dari Amal Usaha Bidang Pendidikan, Sosial, dan Kesehatan menjamur dari sabang sampai merauke.

Salah satu watak Muhammadiyah adalah berdialog dan berdiskusi. Dalam berbagai forum diskusi formal maupun non formal, ada satu pembahasan yang sangat menarik yaitu definisi kader, maka tidak heran jika sering dijadikan tema pembahasan.

Dalam usianya yang sudah 1 abad tersebut, ada banyak sekali istilah yang berkaitan dengan kader persyarikatan, diantaranya :

1. Kader Idiologis, yakni para kader yang tumbuh dan berkembang melalui proses perkaderan yang terstruktur dan berjenjang. Biasanya dilahirkan dari lembaga lembaga pendidikan Muhamamdiyah dan aktif sebagai pengurus struktural Organisasi Otonom Muhammadiyah. Kader yang demikian ini biasanya memiliki idealisme yang sangat kuat, sehingga sikap dan pendiriannya selalu berorientasi untuk menjadi pelopor,pelangsung,dan penyempurna Amal Usaha Muhammadiyah (Keagamaan,ekonomi,pendidikan,kesehatan).

2. Kader Biologis, yaitu para kader yang secara biologis dilahirkan oleh kader-kader idiologis. Tipe kader yang kedua ini memiliki dua kemungkinan, yakni:
a. mengikuti jejak orang tuanya untuk berproses sebagai kader idiologis Muhamamdiyah.
b. tidak ingin mengikuti jejak orang tuanya,dan memilih jalan yang berbeda.

3. Kader AUM, yakni orang orang yang bergabung di Muhamamdiyah ketika dia bekerja disalah satu amal usaha muhamamdiyah. Kader AUM ini bisa terdiri dari tipe kader 1-2 dan atau bisa juga orang orang yang belum masuk kriteria keduanya. Saat ini potensi sumber daya kader AUM sangat besar, tetapi belum bisa diserap manfaatnya secara maksimal.

Dalam konteks pengembangan Amal Usaha, Muhammadiyah terbuka kepada siapa saja yang memiliki pandangan keagamaan yang sama untuk bergabung, karena Muhammadiyah memiliki misi pembinaan keagamaan dan bersosial.

Maka jika kita hitung secara kuantitas dari berbagai tipe kader diatas, sebenarnya Muhammadiyah memiliki potensi besar untuk melakukan pembinaan keagamaan secara struktur di masyarakat, tetapi kenyataannya memang tidak mudah untuk menyadarkan kepada para kader khususnya yang ada di amal usaha untuk ikut berperan dalam dakwah persyarikatan. Sehingga misi besar yang menanti didepan mata adalah mengajak seluruh kader untuk bisa menjadi motor penggerak dakwah persyarikatan dilingkungannya masing masing.

Untuk itu dalam momentum Musyawarah Daerah Pemuda Muhamamdiyah Ponorogo pada bulan Juni mendatang, sangatlah penting sekiranya untuk mempertimbangkan dan memilih calon pimpinan 13 PDPM Ponorogo yang berasal dari kader idiologis dan mampu menggerakkan potensi kader Biologis dan kader AUM. Karena Pemuda Muhamamdiyah adalah koordinator AMM yang bertugas untuk mengawal dan mendukung program Bapak bapak Muhamamdiyah. Selain itu tugas yang paling berat adalah menjaga Amal Usaha agar tetap pada koridornya, sehingga tidak diklaim bahkan disusupi oleh orang yang berkepentingan dan hanya mencari keuntungan di Muhammadiyah.

Selamat Menyambut Musyawarah Daerah Pemuda Muhammadiyah Ponorogo

Abdul Rhosid,SE.
Bendum PDPM Ponorogo 2014-2018

Posting Komentar untuk "Menggali Potensi Tersembunyi Untuk Gerakkan Dakwah Persyarikatan"