Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bencana alam Banaran, Kita Harus Bagaimana?

Bencana alam tanah longsor di dusun tangkil desa banaran kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo telah terjadi dengan korban yang tidak sedikit jumlahnya. Korban yang selamat di rumah-rumah pengungsian sangat membutuhkan bantuan baik sekarang, sebelum proses evakuasi selesai, maupun nanti setelah proses evakuasi selesai dan di masa rehabilitasi. Tidak ada kata diam bagi seorang muslim ketika melihat saudaranya terkena musibah, bahkan salah satu hak muslim satu dengan yang lainnya adalah dijenguk saat sakit, dan musibah ini menyisakan sakit saudaraku.

Kita, bisa membayangkan sendiri bagaimana rasanya ketiksa saudara kita, atau bapak kita, atau suami kita, atau istri kita, atau anak kita pergi tanpa kembali lagi. Korban musibah ini, mereka kehilangan keluarga, rumah sebagai tempat tinggal, kebun sebagai sumber penghasilan, tetangga sebagai teman curhat, yang mereka miliki adalah yang ada sekarang, entah nanti bagaimana lagi. Sekarang mungkin mereka masih bisa bernafas lega karena adanya tim relawan yang siap membantu setiap saat dan memenuhi hampir semua kebutuhan fisik mereka dan sebagian menjadi teman curhat mereka di sela-sela pelayanan. Namun, apakah relawan akan selamanya menemani dan men-support mereka? inilah pertanyaan yang harus kita temukan dan siapkan jawabannya, karena kita sama-sama muslim dan sama-sama manusia sebagai makhluk sosial.

Sekarang, yang bisa kita lakukan adalah sebagimana yang telah dilakukan beberapa yang lain yaitu menjadi relawan yang standby di lokasi sesuai dengan kebutuhan tim yang sudah ada disana. Ini sudah dilakukan oleh banyak relawan disana.

Nanti, setelah proses evakuasi korban tertimbun ada proses rehabilitasi, butuh leebih banyak energi saudaraku, butuh lebih banyak waktu, butuh lebih banyak fikiran, dan biasanya tidak banyak yang siap ada di masa-masa ini. Kita harus berada di titik ini karena ini sangat menentukan masa depan korban. Berdasarkan pengalaman yang sudah ada, banyak sekali korban bencana alam kurang terurus setelah proses evakuasi selesai sehingga masa-masa sulit bagi korban di temani oleh orang lain yang tidak memiliki aqidah yang lurus yang sama dengan kita yang ujung-ujungnya hanya membuat kita menyesal dan panik seketika. Kemudian action yang bisa dilakukan adalah menghujat sana sini tanpa menyadari bahwa kita memang sebelumnya tidak peduli.

Inilah hal penting dari musibah bencana alam di Banaran. Semuanya sudah terjadi dan tidak bisa diulangi lagi untuk menhindar. Yang belum terjadi adalah apa yang sudah kita siapkan untuk saudara-saudara kita disana sebagai korban bencana saat proses rehabilitasi nanti, sanggupkah kita akan terus mendampingi mereka? sudahkan kita punya rencana jitu untuk mereka?

Masing-masing kita punya jawaban, yang terpenting adalah nanti, siapa yang berbuat maka merekalah yang terbaik setidaknya terbaik bagi korban dan semoga menjadi yang terbaik bagi Allah sebagai penguasa segala kejadian. Siapkan waktu, fikiran, keahlian dan potensi yang kita miliki di masa rehabilitasi nanti, kumpulkan teman-teman kita, musyawarahkan, bahaslah urusan ini, prioritaskan, jangan remehkan, dan update terus informasi terkait, fastabiqul khoirot !

Posting Komentar untuk "Bencana alam Banaran, Kita Harus Bagaimana?"