Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dahnil, Ke-Islaman dan Ke-Indonesiaan Tidak Bisa Dipisahkan

Dahnil, Ke-Islaman dan Ke-Indonesiaan Tidak Bisa Dipisahkan

Ke Islaman dan ke Indonesiaan tidak bias dipisahkan, negeri ini dibangun oleh semangat religiusitas dan spirit ketauhidan. Pejuang kita terdahulu mendapat energi yang luar biasa karena semangat tauhid dan semangat religiusitas. Oleh sebab itu kita tidak mungkin memisahkan semangat ke Islaman dan semangat ke Indonesiaan.
Umat Islam Indonesia itu pasti mencintai dan merawat Indonesia. Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, agama, kelompok, golongan dan lain lain, keberagaman itu kita pahami sebagai bagian dari ke Indonesiaan yang sesungguhnya. Oleh sebab itu Muhammadiyah sebagai salah satu pendiri republik ini mempunyai komitmen yang sama dengan kelompok-kelompok lainnya, yaitu menjaga Indonesia, menjaga Pancasila sebagai kesepakatan bersama sebagai idiologi bangsa. Pancasila mempunyai banyak nilai-nilai yang berasal dari Islam, jadi, pancasila itu dilengkapi dengan nilai-nilai keislaman. Muhammadiyah menyebutnya dengan “Darul ahdi wassahadah”. Masa – masa atau waktu kesepakatan itu sudah selesai dan sudah kita sepakati bersama.
Sekarang ini adalah eranya pembuktian bahwa pancasila itu bisa menjadi prinsip hidup kita bersama. Jadi, sekarang ini kalau ada diskusi tentang Pancasila dan dasar Negara, ada yang merasa paling pancasila itu seolah-olah kita berangkat ke era belakang, darul ahdi itu sudah selesai, sekarang ini adalah eranya sahadah, sekarang ini adalah momentum sahadah. Ini adalah momentum pembuktian mampu tidaknya pancasila itu kita gunakan sebagai upaya untuk menuju Indonesia yang raya. Menuju Indonesia yang adil dan makmur, menuju Indonesia yang kemiskinannya tidak lagi ramai, menuju Indonesia yang korupsinya tidak lagi semarak, menuju Indonesia dimana anak-anak negerinya cerdas.
Sebagai kader Muhammadiyah, momentum apel kebangsaan ini mari kita gunakan untuk mengingat kembali bahwasanya pancasila itu adalah prinsip dasar kita sebagai Negara, tidak boleh hanya sebagai alat propaganda, tidak boleh hanya sebagai pidato politik, tidak boleh hanya sebagai ceramah para politisi, ceramah para negarawan, tapi pancasila itu harus diwujudkan dalam kebijakan, harus diwujudkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Untuk menjaga kedamaikan Indonesia mari terus kita rawat silaturrahkhim antar sesama anak bangsa, rawat silaturrakhim dengan sesama umat manusia, rawat silaturrakhim dengan komponen bangsa yang berbeda-beda ini.
Demikian disampaikan oleh Dahnil anzar simanjuntak pada apel akbar kebangsaan Pemuda Muhammadiyah Ponorogo di stadion Batoro katong Ponorogo, 26-08-2017.

Posting Komentar untuk "Dahnil, Ke-Islaman dan Ke-Indonesiaan Tidak Bisa Dipisahkan"