Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Diserang Kembang Api, Inilah Tantangan Dakwah Di Ngrayun

Diserang Kembang Api Inilah Tantangan Dakwah Di Ngrayun
Baosan Lor menjadi saksi bisu "kerasnya" tantangan dakwah Islam di daerah pinggiran selatan Ponorogo ini. Ada saja pihak-pihak tertentu yang merasa terusik dengan dakwah yang di pandegani oleh Pemuda Muhammadiyah Ranting setempat. Sampai berita ini diluncurkan, pihak panitia masih belum mengetahui masalah apa yang menyebabkan terjadinya penyerangan yang menggunakan petasan jenis kembang api tersebut.

Ini terjadi pada ahad 18 Ramadhan 1439 H ketika Pemuda Muhammadiyah mengadakan kajian Islam safari Ramadhan bersama dengan pemuda Karang Taruna Sido Rukun di Halaman rumah Bapak Muji RT/RW. 04/05 Desa Baosan Lor Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo. Ketika Ustadz Arifin Widodo dari PDM Ponorogo ( Pimpinan Daerah Muhammadiyah ) menyampaikan tauziyah tiba-tiba ada serangan mendadak dari arah Pos Kampling yang jaraknya tidak jauh dari Lokasi Kajian.

Serangan berupa petasan kembang api yang diluncurkan jarak jauh dan mengarah ke lokasi Kajian, sontak ini membuat kaget jamaah. Ternyata memang ada sekelompok orang yang sudah "berumur" di Pos kampling, yang disinyalir dari kelompok tertentu yang tidak menghendaki adanya Kajian Safari Ramadhan di lokasi setempat. Karena serangan dilakukan beruntut sebanyak dua kali, dan ini sangat mengganggu kekhusuan jamaah maka tim keamanan pengawal khusus Ustadz Arifin Widodo dari jajaran KOKAM PDPM Ponorogo ( Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah ) bermaksud melakukan tindak penanganan, namun Pihak Perangkat Desa dan warga setempat yang sedang mengikuti kajian melakukan pencegahan dengan alasan demi kebaikan bersama.

Serangan ini juga menunjukkan adanya niat dan tindakan yang tidak menghormati Ustadz yang sedang menyampaikan materi.

"Waktu itu saya sempat akan menghadap mereka, namun di stop oleh Perangkat Desa dan jamaah", Jelas Guritno salah satu pengawal khusus Mubaligh Muhammadiyah dari jajaran KOKAM.

Lebih lanjut Guritno menjelaskan bahwa demikianlah tantangan dakwah di Baosan Lor yang jauh dari peradaban kota. Kita harus memaklumi kondisi ini dengan menyiapkan strategi-strategi khusus untuk mendekati mereka yang belum mengenal Islam lebih mendalam, agar seluruh masyarakat tercerahkan demi terwujudnya masyarakat yang berkemajuan. [ibd]

Posting Komentar untuk "Diserang Kembang Api, Inilah Tantangan Dakwah Di Ngrayun"