Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bijak di Era Pandemik

Akhir tahun 2019 yang lalu kita semua dikejutkan dengan munculnya sebuah virus baru di China, tepatnya di kota Wuhan, virus yang awalnya hanya sebatas pandemik lokal yang terjadi di Tiongkok, kemudian berubah menjadi luas dan kini menyebar ke berbagi penjuru dunia.  Suatu keadaan yang sama sekali belum di prediksikan oleh beberapa negara, termasuk negara Indonesia.

Dwi Bagus Irawan Kadermu Ponorogo
Keadaan yang demikian bukan kali pertama yang terjadi dalam rentang sejarah peradaban umat manusia, pada kisaran tahun 1800an umat manusia pada masa itu juga mengalami pandemik global yang berskala besar, dimana tercatat angka kematian mencapai lima puluh juta umat manusia, di Indonesia tercatat ada hampir dua juta yang meninggal, Padahal pada masa itu populasi umat manusia belum sepadat sekarang.

Sejarah telah mencatat berbagai fenomena yang dialami oleh umat manusia, dan setiap fenomena ataupun kejadian besar akan menghasilkan sebuah narasi panjang yang akan dapat dijadikan pelajaran bagi generasi selanjutnya. Sehingga dapat  kita yakini bersama bahwa pada suatu saat nanti akan terbangun sebuah narasi sejarah yang menceritakan bahwa kita semua pernah menjadi bagian dari kondisi dunia ketika sedang dilanda oleh sebuah fenomena pandemik. 

Menjadi pemimpin yang bijak
Persoalan hari ini bukan sebatas keadan yang mampu diselesaikan dengan cuci tangan karena cuci tangan disamping dapat membersihkan kuman juga dapat menghindarkan diri dari datangnya masalah, keadaan hari ini memerlukan sebuah kebijakan yang bijak dari para pemangku jabatan. Diperlukan pemahaman bersama agar rakyat dan para pemimpin dapat saling memahami.

Dalam amanah pembukaan undang-undang dasar tahun 1945 secara jelas disampaikan visi bangsa indonesia adalah ‘melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia dan untuk memajukan kesejahtraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut serta menjaga perdamaian dunia yang berdasarkan kemerdekaan abadi dan keadilan sosial’, tuangan kata yang penuh makna harus menjadi landalasan bagi para pemimpin negri ini dalam mengambil keputusan dan kebijakan, terutama dalam kondisi yang sedemikian, kepentingan atas keselamatan dan kesejahteraan rakyat menjadi prioritas  utama.

Hendaknya para pemimpin negeri ini mengilhami posisi dan kedudukan sebagai cermin penguasa di kalangan rakyat, berperilaku secara bijaksana dan menjadi contoh teladan di masyarakat  merupakan langkah nyata agar  seorang pemimpin mampu hadir bagai cahaya lampu di tengah kegelapan dan kebingungan rakyat, disamping berusaha untuk terus berfikir dan bertindak agar menghasilkan keputusan yang  bijak demi kelangsungan kehidupan bagsa indonesia dan melindungi seluruh tumpah darah segenap anak bangsa.

Bijak menjadi warga negara
Kita semua meyakini bahwa kita dalah saudara satu negara, setanah air dan setumpah darah. Kemajemukan ataupun perbedan pandangan, perbedaan politik, kelas sosial, dan suku serta budaya merupakan sebatas ombak dalam lautan dinamikan berbangsa dan bernegara, namun pada hakekatnya kita tetap saudara setanah air.

Persatuan dan usaha bersama seluruh warga negara dalam menghadapi kondisi sekarang sangat mutlak untuk melewati masa sulit ini, mulai dengan diri sendiri dan keluarga agar senantiasa saling menjaga dan memberikan semangat, saling pengertian dan mengerti bahwa kita semua berada dalam kondisi yang sama, sehingga tercipta suatu keadaan untuk saling membantu dan menumbuhkan kembali sikap gotong royong yang mulai hilang, kondisi pandemik ini jika kita dapat saling memahami akan menjadi sebuah awal kebangkitan kembali nilai persatuandan semangat gotong royong serta perasaan senasib. 

Sebagaimana kita lihat bersama bahwa kondisi hari ini banyak sekali diperankan oleh media masa, bahkan secara subyektif dapat dikatakan bahwa media masa memiliki peranan yang paling dominan dalam memainkan kondisi pemikiran masyarakat. Ditengah kondisi zaman dimana Arus informasi sudah sulit dibendung mengakibatkan banyak masyarakat yang panik menjadi tambah panik, timbulnya postingan hoaks yang menjadikan masyarakat takut adalah salah satu penyumbang masalah dari banyaknya masalah yang berkaitan dengan pandemik covid-19 ini. Seyogyanya kita dapat menjadi warga negara yang bijaksana dan memberikan sumbangsih atas penyelesaian maslah ini, minimal kita mampu memainkan peran dengan membantu mecerahkan sesama masyarakat dengan tidak ikut serta menyebarkan berita yang entah datang darimana sumber dan valid tidaknya.

Transendensi keimanan sebagai umat
Dalam pandangan islam secara transedendi keimanan, sebuah fenomena di  ilhami sebagai pembelajaran untuk umat selanjutnya, kondisi yang sedemian ini tak hanya cukup dengan diselesaikan dan kemudian menguap tanpa ada jejak pembelajaran yang dapat kita ambil untuk kita persembahkan kepada generasi dimasa depan,  dalam momentum sejarah yang demikian inilah kita dapat membuktikan bahwa wahyu dapat berjalan secara dinamis dan dapat terbukti secara saintis, dan tidak ada pertentangan antara wahyu keimanan dengan sains. 

Terlepas dari berbagai pendapat yang muncul dengan kebijakan pemangku fatwa yang kemudian menimbulkan kontroversial di kalangan agamawan, pada keadaan ini kita harus mampu untuk kemudian mengakui  bahwa teknologi, ilmu pengetahuan dan pendapat para ahli merupakan intrepretasi dari wahyu allah yang berupa kitab suci dan hadis serta kitab para alim ulama, wahyu hadir sebagai gren terori yangkemudian menghasilkan interprestasi melalui ilmu pengetahuan yang hadir sebagai midle teori dan pengejawantahan atas wahyu.

Penulis :
Dwi Bagus Irawan u/red_pemudamu.com
Kader Muhammadiyah Ponorogo

1 komentar untuk "Bijak di Era Pandemik"