Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Gonjang-ganjing Musyda XVI PDPM Ponorogo

Gonjang-ganjing Musyda XVI PDPM Ponorogo
Dalam waktu kurang lebih satu bulan, Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Ponorogo akan punya gawe besar, hiyaaa gawe itu tak lain dan tak bukan--Musyda PDPM ke-16. Sedianya gawe besar ini sudah berlangsung awal bulan lalu, tetapi karena sesuatu dan lain hal, maka demi kemaslahatan umat Tjebong- Kampret  ( bahasa netizen pendukung Capres RI, red )--akhirnya diundur. Sebetulnya penetuan awal bulan itu sudah final, namun karena jelang hari H kok ya barengan dengan Pemilu.

Tarik ulur ini membuat banyak orang kaget sekaligus prihatin sebagaimana meniru sikap Pak Beye, namun sikap itu akhirnya ilang. Sebetulnya ada yang dongkol dan uring2 an, namun karena bulan puasa--setan juga dibelenggu, maka akhirnya nglenggono. Kalaupun ada yg uring2 an ya mungkin pas setannya ucul, atau ngopi bersama setan. Pada akhirnya pelaksanaan dengan terpaksa diundur tanggal 23 Juni 2019. Proses pencarian Ketua dalam ormas Kepemudaan sangat penting dipertimbangkan bibit, bobot, bebet-nya. La wong audisi nyanyi2, joget2, lucu-lucuan tidak jelas saja ada seleksinya, masa pemuda mau nyari begitu saja. Tujuannya tak lain agar organisasi berjalan secara dinamis dan progresif.

Calon Pemimpin  itu jumlahnya tidak akan banyak, tetapi mampu mewarnai. Jika pinjam istilah  Toynbee tersebutlah istilah Creatif Minority atau dalam bahasa Indonesia-nya kurang lebih minoritas kreatif, maksudnya ialah sekelompok manusia atau individu yang memiliki self determining (kemampuan untuk menentukan apa yang hendak dilakukan secara tepat dan dengan semangat yang kuat). Bukan hanya memiliki self determining, melainkan mereka juga mempunyai kreatifitas untuk menanggapi lingkungan alamiah dan sosial. Artinya dalam segi jumlah, jumlahnya memang sedikit, namun mereka berperan vital sebagai panutan atau pemandu masyarakat kebanyakan dalam menanggapi tantangan zaman. Tentu saja dalam ormas kepemudaan macam Pemuda Muhammadiyah yg berperan aktif tidak hanya ketua, namun seluruh anggota formatur. Namun sekali lagi Ketua adalah Koentji (kunci, red.).

Memang antara das Sollen & das Sein ( seharusnya dan kenyataan, red ) sering kali jauh panggang dari api, namun setidaknya yang ada/ riil tersebut perlahan lahan dibenahi bersama agar apa yang diinginkan bersama bisa tercapai bukan malah sebaliknya. Dalam persyaratan untuk Musyda kali ini sebetulnya tidak langsung memilih ketua umum, tetapi penentuan ketua melalui rapat tertutup oleh formatur terpilih. Ini bagus tetapi untuk sekelas Musyda yang panasnya mirip2 Pilgub, kok ya terasa garing dan adem ayem saja. Lah ini bisa kembali ke cara lama jika mau menabrak secara bersama-sama. Itu mungkin akan dipikirkan lebih lanjut oleh Komisi Independen Pemuda Muhammadiyah (KIPM).

Selanjutnya calon ketua juga harus mampu membuka jaring seluas-luasnya agar Outsider bisa bergabung dengan Pemuda, tentu dengan mekanisme yang ada--serta tidak berbenturan dengan aturan yang ada. Selain itu Insider juga perlu dirawat, dirangkul, dan diorbitkan agar di masa depan ada calon-calon bibit unggul yang akan mengawal Muhammadiyah. Nah, hal lain yang tak kalah penting ialah calon ketua itu sendiri, untuk apa diperdebatkan bibit, bobot, bebetnya jika tidak ada Calon Ketua yang akan diusung. Mau tahu 555 calon ketua yang sedang hot menurut survey Hayuun Institute ? Klik disini.[Abou Hayyun (tukang dolan)/pemudamu.com]

Posting Komentar untuk "Gonjang-ganjing Musyda XVI PDPM Ponorogo"